Traveloka Flash Sale

Candi Simping di Kademangan

wirasusena

Ditulis:

Candi Simping di Blitar
Candi Simping di Blitar
Rafting di Blitar

Candi Simping merupakan salah satu candi yang cukup penting meski kini bentuknya hanya tinggal fondasinya saja. Menurut kitab Negarakretagama Candi ini merupakan tempat pengabuan Raden Wijaya yang merupakan pendiri kerajaan Majapahit sehingga candi ini juga identik dengan makam Raden Wijaya.

Candi Simping atau Candi Sumberjati

Selain dikenal dengan nama candi simping, beberapa menyebut candi ini dengan sebutan candi Sumberjati. Karena candi ini secara administratif terletak di Dsn. Krajan, Ds. Sumberjati, Kec. Kademangan Kab. Blitar.

Juru Kunci Candi Simping
Bp. Edi Sworo Juru Kunci Candi Simping bercengkrama di bawah pohon Mojo

Meski lokasinya tidak begitu luas, lingkungan candi ini terawat dengan baik. Bp. Edi Sworo merupakan juru kunci saat ini. Ada sebuah pohon Mojo dengan tempat duduk melingkar yang bisa digunakan untuk bersantai sambil mengobrol bersama juru kunci maupun keluarga.

Saat ini, candi ini hanya berupa lantai pondasinya saja, sementara bangunan utuhnya telah runtuh. Candi ini dibangun dengan bahan dasar batu andesit, berbeda dengan candi-candi yang ditemukan di wilayah Trowulan, Mojokerto. Kontruksi gambar yang dibuat oleh Dinas Kepurbakalaan menggambarkan candi ini indah dan ramping meninggi.

Pada batur candi setinggi 75 cm, panjang 600 cm dan lebar 750 cm ini terpahat relief berbagai macam binatang. Di antaranya Singa, angsa, merak , burung garuda, babi hutan dan kera. Di sisi barat ada tangga (flight step) yang dulu digunakan sebagai jalan masuk ke ruang candi. Di tengah-tengah batur candi ini terdapat batu berbentuk kubus dengan ukuran 75 cmx 75 cm x 75 cm. Pada bagian atas batu ini dipahat relief kura-kura dan naga yang saling mengkait mengitari batu tersebut. Tak jelas apa guna atau fungsi batu berbentuk kubus ini. Para sejarawan memperkirakan batu ini berfungsi sebagai tempat sesajian untuk para desa.

Pada badan candi yang direkontruksi di halaman candi terdapat hiasan-hiasan bermotif sulur-suluran dan bunga. Sementara pada mustaka candi terdapat pelipit-pelipit garis dan bingkai padma (bunga teratai). Dari rentuhan yang ada diperkirakan bentuk candi Simping ini ramping (slime) sebagaimana bentuk jandi-candi Jawa Timuran. Di atas pintu utama dipahat kepala Kala yang kelihatan menyeramkan sebagai penjaga pintu Pahatan kepala kara ini, seperti umumnya kepala Kara model Jawa Timur-an, tidak dilengkapi dengan Makara. Pada sisi utara, timur dan selatan terdapat cerukan yang masing-masing di atasnya juga terpahat patung Kala. Pahatan (patung) kepala Kala ini sekarang nampak berserakan di halaman candi.

Di halaman candi sebelah timur laut terdapat tiga buah Lingga-Yoni kecil. Tak jelas Lingga-Yoni ini dulu ditempatkan dimana. Hanya saja anehnya, pada bagian bawah Lingga untuk menancapkan ke Yoni ini tidak berbentuk silinder, tetapi segi empat. Sedangkan dibagian atas bersegi delapan. Di dekat Lingga-Toni ini ada beberapa patung yang tak jelas patung siapa karena kepalanya sudah tidak ada sehingga tidak bisa dikenali. Di sudut tenggara halaman candi terdapat patung singa yang duduk di atas padmasana. Sayang patung singa ini kepalanya sudah tidak ada, tinggalm badanya saja. Sedangkan di sebelah selatan batur candi terdapat sebuah lingga miniatur candi. Diduga kuat di sini ada patung Harihara yang kini tersimpan di musium Jakarta.

Kondisi Candi Simping tidak memungkinkan untuk dipugar. karena terlalu banyak bagian candi yang hilang Kitab Negarakretagama menyebutkan candi itu merupakan tempat Raden Wijaya diperabukan. Akan tetapi, kitab itu juga menyebutkan bahwa Raden Wijaya diperabukan di Candi Brau Trowulan. Candi itu juga memiliki relief jenis pradasina, relief yang dibaca searah jarum jam. Biasanya relief pradasina tidak digunakan pada candi yang berfungsi sebagai makam Peneliti di Balai Arkeologi Yogyakarta Nurhadi Rangkuti menulis bahwa kakawin Nagarakretagama mencatat Krtarajasa meninggal pada tahun Saka 1231 (1309 M) dan di-dharma-kan di Simping dengan sifat Siwaitis dan di Antapura dengan sifat Budhistis Di Candi Simping itu sebenarnya ada arca setinggi 2 meter yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Dalam Negarakretagama disebutkan Hayam Wuruk berkunjung beberapa kali, hingga pada tahun Saka 1285 (1363 M) memindahkan candi makam Kertarajasa. – Wikipedia

Lokasi dan Cara Menuju Candi Simping

Dari jembatan kademangan anda bisa mengikuti petunjuk jalan menuju pantai tambakrejo sampai anda menemukan pompa bensin di sebelah kanan jalan. Setelah pompa bensin ada jalan ke kiri menuju candi simping. Anda bisa berbelok dan melanjutkan perjalanan sekitar 500 meter. Candi simping terletak di sebelah kiri jalan. Apabila anda bingung, anda bisa melihat peta di bawah ini

Semoga sedikit informasi tentang candi simping yang didapatkan oleh mblitar.net bisa membantu anda untuk mengetahui tentang candi simping.

Bagikan:

Ads - After Post Image

Leave a Comment